E-Commerce di Indonesia awal tahun 2000 ( Onno W. Purbo )


E-life, e-business, e-commerce, e-net barangkali merupakan jargon yang menjadi in di awal tahun 2000 ini. Sebagian dari marak-nya e-lifestyle ini tampaknya merupakan kontribusi yang cukup besar dari Lippo e-Net di samping beberapa inisiatif yang hampir sama di bidang e-commerce seperti dari Edward (Cybercity), Metrodata & Indosatcom dll. Ada juga yang sifatnya lebih exclusive ke high tech seperti Bandung High Tech Valley (BHTV) yang ingin meniru Silicon Valley.

Sebetulnya inisiatif “e-commerce” tidak berawal di tahun 2000 ini saja beberapa tahun sebelumnya sebetulnya ada inisiatif-inisiatif lain yang juga marak kalau kita ingat seperti adanya Pos Ekonomi Rakyat (PER) dari Departemen Koperasi, UN TradePoint dari Departemen Perindustrian & Perdagangan bekerjasama dengan PBB, Canada Indonesia Technology Network (CITN) dll.

Tampaknya di tahun 2000 & mendatang, akan semakin marak saja inisiatif-inisiatif tersebut. Jika anda bertanya ke mereka semua inisiatif yang saya sebutkan di atas tentunya akan meng-claim bahwa usaha mereka akan bersungguh-sungguh & membawa hasil yang banyak bagi Indonesia. Akan tetapi dalam kenyataannya kita harus sangat berhati-hati dalam mengevaluasi berbagai inisiatif di atas. Pertanyaan-pertanyaan seperti, berapa banyak pengusaha yang terlibat dalam inisiatif mereka? Berapa banyak lapangan kerja yang ditimbulkan oleh inisiatif tersebut? apakah sifat inisiatif-nya hanya lokal, nasional atau hanya mimpi-mimpi saja? Terus terang beberapa diantara inisiatif yang saya sebut ada yang sifatnya hanya mimpi – yang mudah-mudahan tidak akan menambah utang negara ke Bank Dunia atau CGI lainnya.

Dari sekian banyak inisiatif, yang saya lihat real di lapangan dan berjalan dan akan berdampak cukup banyak saat ini tampaknya hanya sedikit misalnya konsorsium indosatcom, pos (wasantara.net), deperindag, KADIN & Telkom.net sudah memberikan beberapa solusi untuk usaha kecil menengah seperti EDIWeb sebuah mekanisme transaksi bisnis-to-bisnis yang juga nantinya akan di dukung dengan infrastruktur certificate authority (CA) – indosign - yang akan meng-authentikasi pelaku perdagangan secara elektronik. Tapi ya barangkali karena dasarnya lembaga-lembaga ini kan asalnya plat-merah atau BUMN, gaya yang dipakai agak berbeda dengan swasta murni lebih konservatif untuk lebih terbuka bagi kerjasama-kerjasama baik nasional maupun dengan institusi / vendor internasional.

Pos Ekonomi Rakyat (PER) Departemen Koperasi yang dipimpin oleh Yustiani kalau boleh saya lihat terus terang tampaknya sebuah inisiatif yang berusaha merangkul captive market koperasi yang ada. Akan tetapi tampaknya terlalu banyak misi / cita-cita yang di embankan. Sehingga sulit untuk melihat di sisi mana PER tersebut berkiprah, karena inginnya dalam segala hal bisa di cover oleh PER – tapi tampaknya banyak di batasi oleh kemampuan personal yang terbatas. Kalau boleh saya saran secara terbuka, PER akan dapat berkiprah lebih banyak lagi jika memfokuskan seluruh energi yang ada pada satu / sedikit inisiatif saja jangan terlalu lebar kemana-mana.

Untuk selengkapnya bisa di dwnload disini :
http://www.4shared.com/document/g-jY9atg/e-commerce-di-indonesia-awal-t.html

Cyber Marketing


Dalam tulisan ini akan dicoba untuk ditekankan sisi praktis “Bisnis di Internet” Dan bukan “Internet Bisnis” - kondisi pasar yang ada di Internet akan digambarkan; Beberapa strategi praktis untuk melakukan Bisnis di Internet akan dijelaskan secara garis besar. Hal yang akan menjadi kunci keberhasilan bisnis di Internet adalah kemauan sebuah perusahaan untuk memberikan servis yang terbaik kepada client / customer-nya. Kemampuan untuk berinteraksi memberikan respond secara cepat & effisien menggunakan fasilitas komputer network Internet akan memberikan nilai plus. Untuk melakukan hal ini diperlukan dukungan sekelompok sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam operasinya

Untuk artikel selengkapnya , bisa di dwnload disini : http://www.4shared.com/document/iFXEjpEP/cyber-marketing-01-1996.html

Bagaimana kita bisa percaya waktu dagang di Internet


Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat normal dalam semua proses perdagangan. Trust / kepercayaan memang menjadi kunci utama dalam segala bentuk usaha baik yang online maupun offline. Di dunia offline, trust dibangun dengan saling kenal baik, ada proses ijab kabul, ada yang pakai meterai, ada perjanjian dll.

Para pelaku perdagangan offline biasanya pengusaha di proteksi secara horizontal oleh hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis (bersifat konsensus antar pemain) di samping proteksi secara vertikal oleh norma, nilai, value yang di anut oleh para pelakunya. Harmonisasi antara ketiga komponen ini (value, law & konsensus) dipadukan dengan mekanisme-mekanisme pembangun kepercayaan akan secara total membangun seluruh proses kepercayaan secara keseluruhan di dunia offline.

Sebetulnya di dunia online, hal yang tidak berbeda jauh juga terjadi. Secara umum aspek pembangun kepercayaan ini bertumpu pada ketiga komponen proteksi yang ada yaitu value, law dan konsensus. Hanya saja karena di dunia online sulit untuk mentransfer hal fisik, maka pembangunan kepercayaan tentunya tidak menggunakan hal fisik seperti meterai, tanda tangan.

Ada beberapa cara yang bisa di tempuh yang paling sederhana adalah menggunakan media online hanya untuk berkomunikasi, berbicara dan bersilaturahmi untuk mempercepat proses kenal mengenali satu sama lain. Media mailing list di Internet adalah contoh sederhana penggunaan Internet untuk bersilaturahmi. Saling kenal  kemudian akan membentuk rasa percaya antar pelaku-nya, sedang transaksi lainnya menggunakan metoda yang biasa digunakan di dagang offline, misalnya transfer uang-nya ke teler di Bank, pakai ATM BCA untuk debet ke rekening langsung dll. Metoda hybrid ini adalah cara yang paling mudah dan lebih sering digunakan saat ini.

Jika ingin agar semua proses dilakukan full secara online, maka tanda tangan digital akan menjadi kunci utama-nya. Hal ini dilakukan menggunakan mekanisme enkripsi-dekripsi kryptografi bertumpu pada kunci (key) yang dipegang oleh setiap pelaku. Proses ini dikenal dengan public key infrastructure (PKI), dimana setiap orang mempunyai private key yang dipegang sendiri, sedang orang yang lain dapat memegang kunci public milik kita. Kunci-kunci ini dapat digunakan untuk mensandikan (mengenkrip) seluruh  naskah, bisa juga digunakan untuk memberikan tanda tangan digital (digital signature) pada sebuah naskah / surat (e-mail).

Tentunya langkah selanjutnya adalah pengenalan identitas seseorang di Internet. Bahasa kasarnya mekanisme KTP di Internet. Hal ini dikenal sebagai CA – certificate authority di Internet.



Apakah Certificate Authority?

Certificate Authority (CA) adalah badan di Internet yang memberikan tanda pengenal kepada seseorang, sebuah perusahaan dan menjamin bahwa orang / perusahaan tersebut bisa dipercaya.

Mekanisme yang digunakan sebetulnya sederhana saja, CA akan mengeluarkan sebuah sertifikat digital yang menjelaskan nama, alamat, aset, dll dari badan / orang tersebut kemudian sertifikat digital tersebut di tanda tangani secara digital oleh CA di sertai tanda tangan digital dari badan / orang tersebut. Perhatikan disini bahwa naskah CA menggunakan tanda tangan digital, jelas disini bahwa tanda tangan digital tersebut menggunakan mekanisme yang dikenal di public key infrastructure (PKI).

Dengan menggunakan certifikat ini maka bisa dibuat sebuah “pipa komunikasi” yang tertutup antara pihak yang saling bertransaksi karena masing-masing memegang public key masing-masing. Bisa digunakan untuk mengotentikasi jati diri pihak lain di jaringan. Bisa dipakai untuk membuat dan memeriksa tanda tangan digital lawan transaksi. Bisa dipakai untuk surat ijin digital melakukan aktifitas tertentu, atau identifikasi digital. Bahkan jika cukup kreatif, sebetulnya bisa digunakan juga untuk proses-proses verifikasi yang sifatnya offline.

Jelas bahwa trust dibangun oleh sertifikat digital yang dikeluarkan oleh CA. Secara teori sebetulnya bisa membuat struktur pohon trust diantara para CA ini. Di Indonesia diusahakan dibangun CA bernama Indosign. Nah kondisi nyata di Internet pada akhirnya CA-CA ini harus di registrasi dalam browser Internet apakah itu dari Netscape atau Internet Explorer, sialnya ternyata hanya para kapitalis yang teregistrasi di browser Internet yang ada. Indosign tidak teregistrasi di browser Internet sebagai root CA. Saat ini CA beruntung yang teregistrasi adalah:

  • American Bankers Association Inc.
  • ANX Networks (by DST).
  • Certisign Certificadora Digital Ltda. (Brazil)
  • Deutch Telekom AG (Jerman).
  • Digital Signature Trust / DST / Zions First National Bank (Amerika)
  • Entrust (Amerika)
  • Equifax (Amerika)
  • GTE Cybertrust (Amerika), sekarang dimiliki Baltimore.
  • Keywitness (Canada)
  • National Retail Federation (by DST).
  • TC TrustCenter (Jerman)
  • Thawte (Afrika Selatan), sekarang dimiliki VeriSign.
  • VeriSign.

Tanpa kemampuan melobby untuk masuk ke browser Internet, maka pendirian CA menjadi percuma karena sangat terbatas sekali implikasinya. Artinya Indosign harus berusaha melobby developer browser Netscape & IE agar IndoSign masuk ke browser untuk dikenal secara internasional. Sebuah usaha yang berat, mengingat reputasi Indonesia sebagai pembajak kelas kakap J ……

Bagaimana gambaran Biaya Yang Dibutuhan Untuk Menyewa Sebuah Outlet E-Commerce


Pertanyaan ini umumnya merupakan pertanyaan pendahuluan bagi pemula yang ingin memasuki dunia e-commerce. Sebagai gambaran saya coba review dua (2) competitor berat dalam provider B2C e-commerce di Indonesia yaitu, JATIS dan Telkom. Sebetulnya ada dua lagi dari Indosat, yaitu Indosatcom B2B e-commerce dan  Indosat i2 B2C e-commerce - sayangnya informasi yang ada di saya dari indosat kurang lengkap. Mungkin pada kesempatan lain akan saya coba review semua-nya jika informasi yang masuk sudah lengkap.

JATIS http://www.jatis.com salah satu software house dan e-commerce provider yang terbaik di Indonesia menawarkan jasa & softwarenya dengan biaya startup Rp. 2 juta, biaya bulanan Rp. 1.5 juta dengan fee transaksi 3-5% (termasuk charge kartu kredit BII.

Telkom dengan produknya CommerceNet http://www.commerce.net.id memberikan tarif startup Rp 2 juta (untuk merchant) atau Rp 10 juta (untuk virtual mall). Telkom tidak ada biaya bulanan, yang ada biaya tahunan Rp. 500.000 / tahun untuk total transaksi dibawah Rp. 20 juta/tahun, dan tambahan Rp. 250.000 untuk kelipatan transaksi Rp. 10 juta / tahun. Fee transaksi 4%, dan fee settlement 3-4%.

Saya belum tahu apa aja yang bisa di offer oleh TelkomNet dari sisi software-nya. Karena JATIS pada dasarnya sebuah software house, mereka mempunyai keuntungan banyak dalam kemampuan memberikan solusi lengkap termasuk software-nya yang diberi nama Etalaze. Sebuah perangkat lengkap untuk Web store (ada fasilitas search, shopping chart, payment option, validasi kartu kredit dll), Tool untuk operasi dan management Web store, Manajemen toko yang dinamik, juga banyak fasilitas yang diberikan secara free / gratis seperti Free Web store deployment, free Web store installation, free Web hosting s/d 25Mbyte, Free dial-up ke Internet s/d 100 jam, free 5 e-mail account, free support teknis, free Web store maintenance & support, free training packedge untuk 3 orang, free integrasi secure payment untuk online authorization kartu kredit menggunakan protokol Secure Socket Layer SSL 128 bit.

Bagaimana meningkatkan percaya diri untuk bisa masuk ke e-commerce?

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang sangat standar yang sering sekali di tanyakan pada saat saya mulai ngobrol dengan teman-teman pada berbagai kesempatan seminar. Apalagi e-commerce bukan sesuatu yang murah juga terutama bagi orang biasa karena kita harus komitmen untuk mengeluarkan uang dalam jumlah beberapa juta rupiah per bulan. Pertanyaan ini sebetulnya sangat berhubungan erat dengan pengetahuan pasar virtual dari para pemain.

Umumnya newbie merasa gamang karena sama sekali tidak ada bayangan pasar saya di depan itu seperti apa. Apakah uang saya akan kembali? Apakah dengan uang yang masukan ke CommerceNet atau JATIS akan langsung menarik orang yang lewat di Internet?

Memang di situ seninya, kalau hanya memasang Web dan kemudian mengharapkan orang lewat akan mampir di e-toko yang kita bangun – itu namanya sangat naif sekali. Sangat berbahaya bahkan mungkin bisa-bisa rugi. Sama saja seperti kita membangun sebuah toko di jalan e-toko di pinggir jalan toll jagorawi, memang banyak kendaraan yang lewat dan mereka sangat kencang sekali jalan-nya akan sangat sulit untuk membelokan arus kendaraan yang kencang tadi ke e-toko kita walaupun dipasang di pinggir jalan toll. Apalagi kendaraan di jalan toll Internet jauh lebih kencang lagi jalan-nya dibandingkan dengan jalan toll jagorawi. Makin lebih sulit lagi untuk membelokan para pengemudi browser ke e-toko yang kita miliki.

Ada dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu, (1) supply created demand dan yang ke (2) demand created supply.  Pendekatan yang pertama adalah membuka toko dulu kemudian melakukan akses promosi di berbagai kesempatan untuk menarik orang ke toko tersebut, pendekatan ini cocok untuk pemodal dengan uang cukup banyak yang bisa menahan nafas dalam waktu yang lama. Pendekatan yang kedua adalah membangun komunitas dulu, aktif di mailing list sukur-sukur bisa membuat / memimpin diskusi mailing list mengarahkan masyarakat virtual yang ada menuju sebuah tujuan, dan kebutuhan yang sama – baru sesudah komunitas dan demand tersebut terbentuk, maka kita bisa membangun e-toko-nya jika di perlukan, karena kadang-kadang belum tentu diperlukan sebuah e-toko terutama jika yang kita “jual” bukan barang fisik.

Pendekatan yang ke dua ini lebih cocok untuk pemodal lemah (seperti saya), karena sangat murah sekali untuk aktif di mailing list saya mengeluarkan uang Rp. 40.000 / bulan untuk membayar Internet dan Rp. 200.000 / bulan untuk pulsa telepon-nya. Setelah melihat responds langsung dari masyarakat terutama jika responds tersebut sangat positif maka akan timbul dengan sendiri-nya percaya diri. Tergantung jenis produk / jasa yang diberikan bisa saja kita membuat toko atau tidak sama sekali.

Onno W. Purbo



sms gratis

Cara Buat Widget Ini

google search

Cari Blog Ini