Bagaimana gambaran Biaya Yang Dibutuhan Untuk Menyewa Sebuah Outlet E-Commerce


Pertanyaan ini umumnya merupakan pertanyaan pendahuluan bagi pemula yang ingin memasuki dunia e-commerce. Sebagai gambaran saya coba review dua (2) competitor berat dalam provider B2C e-commerce di Indonesia yaitu, JATIS dan Telkom. Sebetulnya ada dua lagi dari Indosat, yaitu Indosatcom B2B e-commerce dan  Indosat i2 B2C e-commerce - sayangnya informasi yang ada di saya dari indosat kurang lengkap. Mungkin pada kesempatan lain akan saya coba review semua-nya jika informasi yang masuk sudah lengkap.

JATIS http://www.jatis.com salah satu software house dan e-commerce provider yang terbaik di Indonesia menawarkan jasa & softwarenya dengan biaya startup Rp. 2 juta, biaya bulanan Rp. 1.5 juta dengan fee transaksi 3-5% (termasuk charge kartu kredit BII.

Telkom dengan produknya CommerceNet http://www.commerce.net.id memberikan tarif startup Rp 2 juta (untuk merchant) atau Rp 10 juta (untuk virtual mall). Telkom tidak ada biaya bulanan, yang ada biaya tahunan Rp. 500.000 / tahun untuk total transaksi dibawah Rp. 20 juta/tahun, dan tambahan Rp. 250.000 untuk kelipatan transaksi Rp. 10 juta / tahun. Fee transaksi 4%, dan fee settlement 3-4%.

Saya belum tahu apa aja yang bisa di offer oleh TelkomNet dari sisi software-nya. Karena JATIS pada dasarnya sebuah software house, mereka mempunyai keuntungan banyak dalam kemampuan memberikan solusi lengkap termasuk software-nya yang diberi nama Etalaze. Sebuah perangkat lengkap untuk Web store (ada fasilitas search, shopping chart, payment option, validasi kartu kredit dll), Tool untuk operasi dan management Web store, Manajemen toko yang dinamik, juga banyak fasilitas yang diberikan secara free / gratis seperti Free Web store deployment, free Web store installation, free Web hosting s/d 25Mbyte, Free dial-up ke Internet s/d 100 jam, free 5 e-mail account, free support teknis, free Web store maintenance & support, free training packedge untuk 3 orang, free integrasi secure payment untuk online authorization kartu kredit menggunakan protokol Secure Socket Layer SSL 128 bit.

Bagaimana meningkatkan percaya diri untuk bisa masuk ke e-commerce?

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang sangat standar yang sering sekali di tanyakan pada saat saya mulai ngobrol dengan teman-teman pada berbagai kesempatan seminar. Apalagi e-commerce bukan sesuatu yang murah juga terutama bagi orang biasa karena kita harus komitmen untuk mengeluarkan uang dalam jumlah beberapa juta rupiah per bulan. Pertanyaan ini sebetulnya sangat berhubungan erat dengan pengetahuan pasar virtual dari para pemain.

Umumnya newbie merasa gamang karena sama sekali tidak ada bayangan pasar saya di depan itu seperti apa. Apakah uang saya akan kembali? Apakah dengan uang yang masukan ke CommerceNet atau JATIS akan langsung menarik orang yang lewat di Internet?

Memang di situ seninya, kalau hanya memasang Web dan kemudian mengharapkan orang lewat akan mampir di e-toko yang kita bangun – itu namanya sangat naif sekali. Sangat berbahaya bahkan mungkin bisa-bisa rugi. Sama saja seperti kita membangun sebuah toko di jalan e-toko di pinggir jalan toll jagorawi, memang banyak kendaraan yang lewat dan mereka sangat kencang sekali jalan-nya akan sangat sulit untuk membelokan arus kendaraan yang kencang tadi ke e-toko kita walaupun dipasang di pinggir jalan toll. Apalagi kendaraan di jalan toll Internet jauh lebih kencang lagi jalan-nya dibandingkan dengan jalan toll jagorawi. Makin lebih sulit lagi untuk membelokan para pengemudi browser ke e-toko yang kita miliki.

Ada dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu, (1) supply created demand dan yang ke (2) demand created supply.  Pendekatan yang pertama adalah membuka toko dulu kemudian melakukan akses promosi di berbagai kesempatan untuk menarik orang ke toko tersebut, pendekatan ini cocok untuk pemodal dengan uang cukup banyak yang bisa menahan nafas dalam waktu yang lama. Pendekatan yang kedua adalah membangun komunitas dulu, aktif di mailing list sukur-sukur bisa membuat / memimpin diskusi mailing list mengarahkan masyarakat virtual yang ada menuju sebuah tujuan, dan kebutuhan yang sama – baru sesudah komunitas dan demand tersebut terbentuk, maka kita bisa membangun e-toko-nya jika di perlukan, karena kadang-kadang belum tentu diperlukan sebuah e-toko terutama jika yang kita “jual” bukan barang fisik.

Pendekatan yang ke dua ini lebih cocok untuk pemodal lemah (seperti saya), karena sangat murah sekali untuk aktif di mailing list saya mengeluarkan uang Rp. 40.000 / bulan untuk membayar Internet dan Rp. 200.000 / bulan untuk pulsa telepon-nya. Setelah melihat responds langsung dari masyarakat terutama jika responds tersebut sangat positif maka akan timbul dengan sendiri-nya percaya diri. Tergantung jenis produk / jasa yang diberikan bisa saja kita membuat toko atau tidak sama sekali.

Onno W. Purbo



0 komentar:


Silakan Bekomentar.!!!


Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:a:
:b:
:c:
:1: :2: :3: :4: :5: :6:
:7: :8: :9: :10: :11: :12:

Posting Komentar

sms gratis

Cara Buat Widget Ini

google search

Cari Blog Ini